Tag: Platform

Modularitas dan Tata Kelola Ekosistem

Paper dari Jacobides, Cennamo, dan Gawer (2018) memaparkan lebih lanjut
peran penting modularitas dalam ekosistem. Sebagai implikasinya, diperlukan tata kelola yang seimbang untuk memastikan ekosistem tetap sehat dan berkembang, sehingga dapat mendukung keberlangsungan bisnis dari entitas-entitas di dalamnya.

Koordinasi Ekosistem

Modularitas merupakan elemen krusial dalam mendukung pertumbuhan ekosistem. Modularitas bukanlah faktor eksternal (eksogen), melainkan hasil dari peran aktif pemegang platform dalam membentuk struktur dan hubungan antar entitas di dalam ekosistem. Saat modularitas disusun, ekosistem dapat terbentuk meskipun awalnya tidak dirancang secara eksplisit, seperti yang terjadi pada ekosistem aplikasi iPhone versi awal. Meskipun awalnya dirancang sebagai sistem tertutup (walled garden), ekosistem iPhone berkembang dengan masuknya aplikasi pihak ketiga tanpa otorisasi formal, menciptakan ekosistem yang lahir secara tidak sengaja (accidental ecosystem).

Kolaborasi Ekosistem

Dinamika kolaborasi dalam ekosistem sangat bergantung pada jenis komplementor yang terlibat, yang menghasilkan variasi dalam perilaku dan struktur pengelolaan. Pola perilaku di sektor yang lebih baru cenderung berbeda dibandingkan dengan sektor yang sudah mapan. Semakin dinamis interaksi dalam ekosistem, semakin besar potensi keberhasilan dalam mengenali peluang dan mengadopsi pendekatan yang tepat untuk keberlangsungan ekosistem. Dalam konteks persaingan, kemudahan dalam mengakses aset serta relasi antar komponen menjadi penentu utama dalam menarik aktor baru atau mendorong perpindahan aktor antar ekosistem. Mekanisme ini memperkuat dinamika lintas ekosistem yang dapat memengaruhi kesuksesan kolaborasi.

Penciptaan Nilai

Penciptaan nilai dalam ekosistem dapat dianalisis melalui interaksi antara berbagai komplementor yang terlibat. Interaksi ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi pelanggan, tetapi juga menciptakan tantangan untuk mempertahankan anggota ekosistem, terutama jika ada kompetitor yang menawarkan daya tarik lebih besar. Semakin modular sebuah ekosistem, semakin besar upaya yang harus dilakukan oleh pusat ekosistem untuk menarik anggota baru. Namun, ketika ekosistem mencapai dominasi tertentu, proses penambahan anggota akan terjadi secara alami tanpa banyak intervensi.

Tata Kelola Ekosistem

Tata kelola dalam ekosistem bergantung pada aturan yang mengatur keterlibatan aktor dalam ekosistem, baik dalam bentuk aturan tertulis maupun aturan informal yang diakui secara de facto. Sifat dari antarmuka dan standar dalam ekosistem juga menentukan sejauh mana aktor dapat berpartisipasi secara efektif. Beberapa ekosistem memiliki tata kelola yang ketat dan didokumentasikan, sementara yang lain lebih bergantung pada aturan yang tidak terformalisasi namun tetap diakui oleh para aktor dalam ekosistem tersebut. Keberhasilan tata kelola ini sangat penting untuk memastikan keseimbangan antara inovasi, kolaborasi, dan persaingan dalam ekosistem.

Ekosistem Berbasis Platform

Ekosistem bisnis memiliki karakteristik koordinasi yang unik, dengan entitas yang tergabung tetap bersifat mandiri, namun dihubungkan oleh arsitektur bersama yang bersifat modular. Modularitas dalam ekosistem ini memungkinkan setiap komponen untuk dikelola secara independen dengan tetap menjaga koordinasi antarmodul. Dalam konteks ini, pengelola ekosistem memiliki fleksibilitas penuh dalam desain dan operasi selama konektivitas antar modul tetap terjaga. Ekosistem menjadi relevan ketika koordinasi internal menawarkan nilai yang tidak dapat dicapai melalui mekanisme pasar, namun tidak memerlukan struktur otoritas terpusat untuk berfungsi secara efektif.

Platform dirancang sebagai inti arsitektur sebuah ekosistem, termasuk untuk menerapkan tata kelola dan model bisnis. Penyedia platform diharapkan berfungsi sebagai perancang ekosistem. Namun dalam dunia bisnis dan teknologi yang selalu berubah, kesederhanaan struktur seperti ini dapat setiap saat berubah.

Penelitian dari Ceccagnoli dkk. (2012) serta Gawer & Cusumano (2008) menjelaskan bahwa ekosistem berbasis platform melibatkan penyedia platform utama dan para penyedia produk atau layanan pelengkap (komplementer). Para komplementor ini berperan penting dalam meningkatkan nilai platform bagi pelanggan. Menurut Ceccagnoli dkk. (2012), keterhubungan dengan platform tidak hanya memungkinkan inovasi dari pihak komplementor, tetapi juga memberi mereka akses ke kustomer platform, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu, Wareham, Fox, dan Cano Giner (2014) memandang ekosistem platform sebagai suatu marketplace semi-teregulasi yang berfungsi sebagai katalisator aktivitas kewirausahaan melalui koordinasi atau arahan yang diberikan oleh penyedia platform. Cennamo dan Santaló (2013) menambahkan perspektif bahwa ekosistem platform dapat dipahami sebagai pasar multi-sisi yang memungkinkan terjadinya transaksi lintas kelompok pengguna yang berbeda, menciptakan nilai tambah melalui dinamika interaksi antara berbagai pihak dalam ekosistem tersebut.

Paper Jacobides, Cennamo, dan Gawer (2018) memaparkan perbandingan model rantai nilai pada ekosistem dibandingkan sistem lain dalam gambar di bawah.

Model rantai nilai berbasis ekosistem menawarkan pendekatan koordinasi yang berbeda dibandingkan dengan sistem berbasis hierarki dan sistem berbasis nilai pasar. Dalam sistem hierarki, aliran nilai didominasi oleh struktur vertikal yang terorganisir secara ketat, di mana entitas-entitas yang terlibat, seperti komponen atau pemasok, beroperasi dalam kerangka kerja yang ditentukan oleh produk fokus. Relasi antar komponen diatur melalui kontrol langsung, dengan tingkat persaingan yang minim tetapi lebih menekankan kerja sama untuk mencapai efisiensi operasional dalam rantai pasok. Dalam sistem berbasis nilai pasar, struktur hubungan bersifat desentralisasi sepenuhnya, di mana transaksi berlangsung secara langsung antara entitas yang berbeda tanpa peran dominan dari sebuah produk fokus atau penyedia platform. Dalam sistem ini, kompetisi menjadi elemen utama, dengan masing-masing produk atau layanan berupaya untuk menarik pelanggan secara independen.

Sebaliknya, sistem berbasis ekosistem memberikan fleksibilitas yang lebih besar melalui modularitas dan keterhubungan antar entitas. Produk fokus tetap menjadi pusat, tetapi aktor-aktor lain, termasuk komplementor, memiliki otonomi untuk berinovasi dan berkolaborasi, menciptakan nilai tambah baik secara langsung maupun tidak langsung. Komplementor tidak hanya mendukung produk fokus tetapi juga saling terhubung satu sama lain, memungkinkan terciptanya sinergi yang lebih dinamis dibandingkan sistem hierarki. Model ini tetap memerlukan koordinasi untuk memastikan integrasi dan keberlanjutan antar entitas dalam ekosistem.

© 2024 Leadership Insights

Theme by Anders NorenUp ↑